Selasa, 27 Desember 2011

Kekuatan dan Ketegasan Diri

KETAKUTAN DAN KETEGASAN DIRI


Dalam komunikasi antarpribadi kadang-kadang seseorang mempunyai ketakutan untuk melakukan komunikasi. Orang yang seperti itu sering dinamakan sebagai communication apprehension. Orang yang apprehensive dalam komunikasi akan menarik diri dari pergaulan dan berusaha sekecil mungkin berkomunikasi dan hanya akan berbicara apabila terdesak saja. Seandainya harus berkomunikasi maka pembicaraaanya tidak focus,tidak relevan karena apabila berbicara hal-hal yang focus dan relevan dikhawatirkan akan mengundang reaksi orang lain.
Assertiveness atau tegas sering disebut pula dengan ketegasan diri berarti bahwa perilaku orang yang cenderung dapat menyatakan apakah dirinya setuju atau tidak. Menurut Calhoun (1990:384) yang mengutip pendapatnya Lange dan Jakubowski mengemukakan bahwa sikap tegas adalah menuntut hak pribadi dan menyatakan pikiran, perasaan, dan keyakinan dengan cara langsung , jujur dan tepat.
Ada tiga teori yang bisa menjelaskan bagaimana memahami seseorang menjadi ragu-ragu atau takut dan ataukah menjadi tidak assertif, sebagai berikut :
a.      Innateness (pembawaan yang halus)
Maksudnya bahwa tiap individu mempunyai perbedaan dalam hal kepekaan untuk mengutarakan uneg-uneg dikarenakan pembawan yang halus.
b.     Personal inadequacy (ketidakcakapan secara personal)
Ketidakcakapan personal ini bisa karena ada masalah atau konflik,gejala seperti ini berawal dari pengalaman traumatic atau penolakan dari orang tua.
c.      Perilaku yang telah dipelajari
Tiap orang dalam hidupnya mempelajari perilaku tertentu.

A.    APREHENSION (KETAKUTAN UNTUK BERSIKAP ASERTIF)
        Menurut hasil penelitian pada mahasiswa oleh psikolog Philip Zimbardo (dalam De Vito,1989) menyatakan bahwa mahasiswa menjadi apprehensive disebabkan karena mempunyai masa lalu terhadap orang-orang tertentu sebagai berikut :
a.      70 % dengan orang asing/tidak kenal
b.     64 % dengan lawan jenis
c.      55 % karena latar belakang pendidikan
d.     40 % karena perannya
e.      21 % relative
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa komunikasi aprehensif mencakup: rasa malu, ketidakmampuan berkomunikasi, takut, sikap bingkam yang dapat disimpulkan menjadi kecemasan dalam berinteraksi dan komunikasi.
Menurut De Vito (1989),komunikasi aprehensif dapat dibedakan menjadi dua ,yaitu:
a.      Traits apprehension
Mengarah pada ketakutan berkomunikasi secara umum,contoh: dalam kelompok kecil, bicara face to face sampai pada didepan orang banyak
b.     State apprehension
Lebih spesifik pada situasi tertentu
Contoh: seseorang bisa cemas ketika berbicara didepan forum, tapi tidak jika berdua dengan temannya.
                  Menurut James Mecroskey (dalam De Vito,1989) bahwa sebab-sebab seseorang      menjadi aprehensif dikarenakan oleh beberapa hal antara lain :
a.      Kurangnya kemampuan berkomunikasi dan pengalaman
b.     Situasi yang cenderung mengevaluasi
Contoh: orang yang sedang wawamcara berada pada situasi yang sangat evaliatif,hal ini menimbulkan kecemasan dan akhirnya tidak bisa bicara dengan lancar
c.      Situasi yang membuat seseorng menjadi sorotan
Contoh: berbicara didepan 1000 orang, dimana semua mata memndang (focus)
d.     Situasi yang tidak terduga
Contoh: tiba-tiba disuruh ngomong tentang”penipuan gelar” didepan kelas
e.      Dominasi kegagalan
Jika dalam hidup seseorang didominani kgagalan maka orang tersebut akan menjadi apprehensif
Salah satu upaya untuk mengurangi atau memecahkan masalah ketakutan dan kecemasan dalam berkomunikasi melalui pengelolaan kecemasan dan ketakutan,dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.      Mempelajari kemampuan berkomunikasi dan mencari pengalaman,ikut les /pelatihan
b.     Selalu siap dan berlatih
c.      Adanya persiapan sebelumnya dan latihan akan membuat kita lebih tenang dan bisa mengurangi kecemasan
d.     Fokus pada kesuksesan (berpikir positif)
e.      Mengenali situasi dengan baik
f.      Santai dengan aktivitas fisik
g.     Mencoba pengalaman berkomunikasi

B.    KETEGASAN /ASSERTIVENESS
Assertiviness adalah orang orang yang tegas dalam mengambil keputusan. Terdapat tiga macam perilaku yang terkait dengan assertiveness yaitu: non assertiveness, agresitivitas dan assertivitas.
1.     Non assertivitass
Dibagi menjadi dua:
a.      Situasional
Mengarah pada kurangnya ketegasan hanya dalam situasi tertentu. Sedang dalam situasi yang lain dia bisa berperilaku tidak tegas
b.     Generalized
Pada semua situasi orang dengan tipe ini mempunyai harga diri rendah. Contoh: selalu meminta ijin pada orang lain untuk melakukan sesuatu yang dia anggap benar.

Sikap tidak tegas dan akibatnya

Sikap tidak tegas adalah adanya indikasi gagalnya menyatakan pikiran dan kebutuhan atau keinginan sendiri secara terus terang. Menurut Calhoun yang mengutip pendapatnya Lange dan Jababobwski menyatakan bahwa orang yang tidak tegas berarti apapun yang dipikirkan orang lain disetujui, dan apapun yang dipikirkan sendiri tidak diperhitungkan. Hl ini akan menimbulkan penyakit fisik yang sebenarnya merupakan manifestasi penyakit psikologis shingga sering disebut dengan istilah”psikosomatis”. Jadi sikap ini akan berakibat munculnya kerugian pada orang yang tidak tegas tersebut.

2.     Agresitivitas

A.    Perilaku agresif ditinjau dari apakah ada niat atau tidak untuk melukai orang lain. Maka terdapat dua pengertian agresif yaitu:
a.      Menurut kaum behavioristik mengatakan bahwa perilaku dikatakan agresif apabila perilaku tersebut melukai orang lain.
b.     Kaum kognitif mendefinisikan agresi sebagai tindakan yang dimaksudkan untuk melukai orang lain.
B.    Batasan atau konsep agresi berdasarkan pada norma sosial yang disepakati. Menurut Sears dkk perilaku agresif dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a.      Agresi anti social yaitu perilaku agresif yang timbul dengan maksud melukai orang lain dan jenis ini merupakan tindakan yang buruk,
b.     Agresi prososial yaitu perilaku agresi yang mempunya niat yang baik misalnya saja seorang polisi mnembak seorang teroris yang telah membunuh beberapa orang yang tidak bersalah dan menahan sandera lainnya,
c.      Agresi yang disetujui(sanctioned aggression) yaitu agresi yang tidak diterima oleh norma social tetapi masih berada dalam batas wajar contoh seseorang memukuli pencuri yang sudah mengambil beberapa barang miliknya.
C.    Konsep agresi yang dikaitan dengan perilaku agresif atau perasaan agresif. Jadi agresif dalam hal ini diamati atau tampak, baik dalam bentuk verbal maupun non verbal. Misalnya seorang yng marah atau kecewa ditunjukan dalam bentuk memukul-mukul meja atau perilaku sejenis yng intinya menunjukkan bahwa yang bersangkutan sedang marah.
D.    Agresi instrumental adalah agresi yang terjadi apabila orang menggunakan agresinya untuk memperoleh tujuan praktis dengan melukai orang lain.
Pakar komunikasi De Vito(1989) mengemukakan bahwa agresitivitas dibagi menjadi dua yaitu:
a.      Situationaly aggressive
Orang menjadi agresif hanya pada situasi tertentu sedang pada situasi dan orang yang lain tidak agresif. Contoh : brdebat dengan teman tetapi tidak dengan orang tua.
b.     Generally aggressive
Dalam segala hal ingin selalu memegang kendali, tidak mau berpikir tentang orang lain, dan oranglain pun tidak mau mmikirkan dia. Orang yang demiian cenderung dalam keadaan apapun selalu ingin menang sendiri, merasa yang paling benar dan tidak peduli pada kebutuhan orang lain.

Agresitivitas dan akibatnya   

       Sikap agresif adalah penggunaan hak sendiri dngan cara melanggar hak pribadi orang lain. Orang yang agresif akan dijauhi teman, atau bahkan keluarganya sendiri karena perilakunya sudah membuat orang disekelilingnya sakit hati.
Tujuan dari sikap agresif adalah kemnangan. Namun kemenangan tersebut harus dibayar dengan dampak yang tidak menyenangkan.

3.     Assertiviness

Ketegasan merupakan suatu bentuk sikap dan perilaku sesorang yang menunjukkan beberapa sifat seperti:
a.      Perilku yang mampu membuat individu bertindak dengan caranya sendiri tapi juga tidak menutup diri dari saran orang lain yang membuat dirinya lebih baik.
b.     Mampu menyuarakan hak haknya tanpa menyinggung orang lain.
c.      Percaya diri, mengekspresikan diri secara spontan(pikirn dan peasaan).

Menurut Robert Norton dan Barbara Warnist(dalam De Vito,1989) mengemukakan bahwa terdapat empat karateristik rang yang assetif yaitu:
a.      Terbuka,ada keterusterangan dan mengungkapkan perasaan mereka kepada oranglain.
b.     Tidak cemas, menjalani kehidupan tanpa rasa takut dan berkomunikasi selalu bersemangat dan siap menghadapi situasi yang penuh dengan tekanan.
c.      Berprinsip kuat artinya mereka mereka mempunyai pandangan yang positif dn dalam berkomunikasi antar pribadi walaupun dengan dengan tman mereka selalu membantah apabila tidak setuju
d.     Tidak mudah dipengaruhi atau tidak mudah dibujuk walaupun yang membujuk adalah teman atau atasan mereka.

Perilaku tegas dan akibatnya

Orang yang berperilaku tegas menyatakan haknya tanpa melanggar hak orang lain. Menurut Delamtor dan Mc. Namara dalam Caulhoun seseorang akan merasa lebih lega dan mudah mendapatkan sesuatu dengan caranya sendiri dan juga akan memperoleh pengharagaan diri. Hamsen dkk menyatakan dengan sikap tegas meningkatkan pengertian tentang martabat kita sebagai manusia juga memberian kesempatan yang lebih baik untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan keinginan kita.

Prinsip-prinsip meningkatkan ketegasan:
a.      Menganalisi perilaku assertif orang lain
Mencoba memahami sifat perilaku orang lain dengan mngobservasi dan menganalisis perilakunya.
b.     Analisis perilaku sendiri
Jita harus menganalisis perilaku sendiri meskipu lebih sulit dari pada menganalisis perilaku oranglain. Contoh : kita bicara dengan tangan-tangan bergerak, maka kita mencoba memahami kenapa pada saat bicara dengan oranglain tangan kita bergerak.
c.      Rekam atau ingat apa yang telah kita lakukan
Dengan berbagai manfaat sebagai berikut:
1.     Memaksa kita untuk mempunyai perhatian khusus pada semua tingkah laku dan memilah manakah yang asertif atau nonasertif
2.     Bisa melihat kemajuan yang kita buat dan berasumsi bahwa nantinya kita akan dihargai dan mendukung usaha kita dan,
3.     Sebagai petunjuk untuk berperilaku selanjutnya.  
d.     Berlatih bersikap tegas
Melalui latihan sebagai usaha untuk menjadi lebih tegas dan mnjadi lebih nyaman melakukan komunikasi antar pribadi
e.      Lakukan mulai dari hal hal yang sepele
Selain dari cara di atas, ada suatu progam lain yang dapat meningkatkan sikap assertif (tegas) yang meliputi tujuh langkah. Progam ini didasarkan pada metode Alberti dan Emmons(dalam Calhoun, 1990:388). Adapun langkah langkahnya sebagai berikut:
a.      Pemantauan diri
Untuk meningkatkan sikap tegas kita harus memantau diri atau intropeksi diri terlebih dahulu.
b.     Meneladani
Cobalah untuk meneladani orang orang disekeliling anda yang dapat bersikap tegas.
c.      Mengembangkan
Anda akan dapat terdorong untuk bersikap tegas dengan penghargaan imajiner.
d.     desentisisasi(pemekaan kembali) sistematis
Langkah ini bersifat pilihan. Jika dalam membayangkan diri anda berperilaku tegas masih menimbulkan kecemasan, maka lakukanlah desentisitasi. Desentisitasi adalah semacam teknik relaksasi diri yang dikembangkan oleh ahli fisiologi Edmund Jacobson (1964 dalam Calhoun 1990:212).Adapun  prosedurnya adalah sebagai berikut:
1.     Sambil merendahkan diri, ambil nafas dalam-dalam, tahan nafas anda selama 5-10 menit dengan berkonsentrasi pada ketegangan otot misalnya tangan (mengepal)
2.     Lepaskan tangan otot dan keluarkan nafas.
3.     Konsentrasikan dalam 20-20 detik pada perasaan lemas di otot anda (ambil nafas seperti biasa).adapun kelompok  otot dan bagaimana cara menegakkannya diantaranya:
1)     Tangan kanan/kiri dan prgelangan: buatlah kepalan yang kuat dengan tangan kanan/ kiri
2)     Dahi dan kepala atas : kerutkan dahi kuat-kuat.
3)     Otot perut: tarik nafas ke dalam rongga perut.

e.      Bermain Peran
Selanjutnya adalah mempraktekan dalam kehidupan nyata melalui permainan peran.
f.      Suatu kenyataan
Lakukan apa yang sudah and latih dalam kenyataan. Berikan pujian pda diri sendiri setiap berhasil melakukannya. Catatlh kemajuan yang anda lakukan sebagai penganut prilaku anda selanjutnya.
g.     Teruslah tingkatkan
Lakukan secara bertahap, jangan putus asa. Yang perlu dicatat, jangan bergerak ke langkah berikutnya sebelum Anda benar-benar merasa nyaman dengan langkah sekarang yang lebih sulit.



  







Tidak ada komentar:

Posting Komentar